TERBUKTI I Begini Cara Sukses Perawatan Tanaman Cabai Di Musim Hujan I Tetap Panen Hasil Melimpah
Sebenarnya selama ini para sahabat petani cabai menganggap musim hujan sebagai off season tanaman cabai. Hal ini disebabkan cabai terlalu sulit untuk dirawat selama musim hujan. Selain itu, juga faktor hama, serangan serangga, jamur dan bakteri yang sering menyerang tanaman cabai di musim hujan.
Karena itulah, banyak petani yang beralih untuk menanam tanaman lain pas musim hujan. Hasilnya, persediaan cabai di pasaran berkurang drastis. Hal ini mengakibatkan harga cabai akan naik tinggi di pasaran.
Tentu saja kesempatan ini SANGAT DISAYANGKAN untuk dilewatkan. Karena moment inilah para petani cabai justru dapat mengambil keuntungan berlipat dengan panen dan mendapatkan harga yang bagus untuk setiap kilogram cabainya.
Meskipun untuk mendapatkan hasil panen yang memuaskan itu, Anda dan Kita para sahabat petani cabai harus lebih ekstra dalam melakukan perawatan dan pemupukan tanaman cabai.
Menanam cabai pada musim hujan akan menghadapi kendala cuaca yang tidak kondusif bagi tumbuh kembangnya tanaman cabai secara normal.
Selain itu akan memicu pula berkembangnya organisme pengganggu tanaman (OPT) baik hama, jamur maupun penyakit tanaman sehingga risiko kegagalan panennya menjadi lebih besar.
Justru disinilah tantangan dan harapan untuk bisa mendapatkan hasil panen dan harga yang bagus.
Disini, Kami, Managemen Info Tips Dan Panduan Budidaya Agro Prima NASA mencoba berbagi tips dan cara untuk mengantisipasi agar tanaman cabai tidak terancam gagal panen selama musim hujan, yaitu :
» Pemilihan Varietas cabai / Jenis cabai
Varietas lokal (non-hibrida) yang mampu beradaptasi dimusim hujan adalah cabai besar Tit super LV, dan cabai keriting lokal.
● Tit super LV
Tit super LV merupakan cabai besar dataran rendah yang cocok ditanam sepanjang musim, terutama dimusim hujan.
Pertumbuhan vegetatif tanaman kuat, batang utama memiliki cabang lateral sedikit sehingga cabang utama tumbuh tegak dan tinggi. Tajuk tanaman kompak, daun berwarna hijau, kurang berlilin dan berukuran sedang.
Buah berwarna merah tua pada saat matang, panjang buah 12 - 14 cm dengan diameter -/+ 1,5 cm. Umur panen 90 hari setelah semai dengan potensi hasil 20 ton per hektar.
● Keriting Lokal
Varietas keriting lokal yang tahan terhadap hujan misalnya keriting lokal Kudus, Rembang, Lampung, Sumatera barat, Garut, Karo, dsb.
Selain cabai lokal daerah, ada cabai keriting lokal yang telah diseleksi perusahaan benih misalnya :
- Laris (East West seed)
- Cemeti (Chia-Thai seed)
- Select Keriting (selektani)
- Tampar (sang Hyang Seri)
- Andal
- Prima,
- dsb.
» Memperbaiki drainase di sekitar pertanaman
Air yang menggenang menjadi pemicu berkembangnya OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) baik hama maupun penyakit tanaman cabai.
Memperbaiki saluran pembuangan air perlu dilakukan sehingga air mengalir dengan lancar.
» Mengatur tinggi bedengan
Pada musim kemarau tinggi bedengan biasanya cukup sampai dengan 50 cm, namun pada saat musim hujan bedengan tanaman perlu dibuat lebih tinggi.
Tinggi bedengan dapat dibuat menjadi 60 - 70 cm. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kelembaban tanah akibat banyaknya air di musim hujan.
» Pengaturan jarak tanam yang lebih lebar
Petani cabai yang sudah berpengalaman pada musim hujan, biasanya mengatur jarak tanam menjadi 60x70 cm dengan pola zig-zag / segitiga.
Dengan jarak tanam yang lebar cahaya matahari dapat leluasa masuk ke sekitar tanaman cabai, sehingga kelembaban udara yang tinggi dapat dikurangi.
Meskipun jumlah populasi tanaman cabai menjadi berkurang dari jumlah normal penanaman di musim biasa, namun teknik ini dapat mempermudah pemeliharaan tanaman dan memberikan iklim mikro yang lebih baik.
» Proses Pemupukan
Proses pemupukan tanaman cabai pada musim hujan ini dilakukan seperti pada saat musim normal. Hanya saja ada yang jumlahnya ditambah dan dikurangi dari kebiasaan normal.
Di sini, kami dari Managemen Info, Tips Dan Panduan Sukses Budidaya Duta Agro Prima PT. Natural Nusantara (NASA), menyarankan penggunaan pupuk organik NASA yang kualitasnya sudah dikenal bagus dalam meningkatkan hasil panen cabai, menjaga dan mencegah juga mengobati segala macam penyakit yang biasanya menyerang tanaman cabai, dan membuat tanaman cabai yang tidak terpengaruh perubahan musim apapun juga.
Ada beberapa pupuk organik selain pupuk makro / kimia (ZE, UREA, NPK, Dolomit dan KCL) yang bisa digunakan pada tanaman cabai, yaitu Supernasa, POC NASA, Power NUTRITION, Hormonik, Pentana, Glio dan Aero 810.
» Pemantauan perkembangan OPT secara intensif
Perkembangan OPT baik hama maupun penyakit sangat cepat pada musim hujan karena cuaca yang mendukung perkembangannya.
Oleh karena itu perlu diatur pemantauan perkembangan OPT sejak awal untuk mengantisipasi dan mengendalikan OPT secara intensif terpadu.
Tanaman cabai sangat rentan terhadap hama dan penyakit. Beberapa jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman cabai dimusim hujan antara lain; ulat grayak, kutu kebul, trips, ulat buah (Helicoverpa), penyakit layu bakteri Ralstonia solanacearum, antraknosa/patek, serta penyakit jamur dan bakteri lainnya.
Namun, penyakit yang paling ditakuti petani adalah serangan kutu kebul yang dapat membawa virus gemini dan penyakit antraknosa/patek. Penyakit ini dapat menyebabkan kegagalan panen hingga 90%.
Pengendalian dengan penyemprotan insektisida sistemik dengan bahan aktif Imidaclopride, Abamektin, Karbosulfan dapat dilakukan sejak umur 14 hari, lakukan penyemprotan setiap 10 hari sekali.
Pengendalian dengan organik dilakukan dengan pemberian Pentana, Aero 810 dan BVR dan penyemprotan dilakukan setiap 7 - 10 hari sekali.
Penyebaran penyakit antraknosa atau patek dapat melalui angin atau percikan air hujan. Oleh sebab itu biasanya penyakit antraknosa sering kali dijumpai dan berkembang cepat pada saat musim hujan atau pada kondisi kelembaban tinggi.
Cara pencegahan, pengobatan dan perawatan yang paling efektif untuk penyakit ini adalah dengan memberikan GLIO, PENTANA dan AERO 810.
Ada baiknya dilakukan penyemprotan pada malam hari atau waktu subuh.
Pengendalian Kimia dapat dilakukan dengan penyemprotan fungisida dengan bahan aktif: Propineb, Mankozeb, Tebukonazol, Trifloksistrobin saat mulai berbunga.
Sangat Disarankan :
Menggunakan pestisida dengan bahan perekat dan perata untuk mengendalikan hama/penyakit.
Penggunaan bahan perekat dan perata seperti Agristic dan AERO 810 yang dicampurkan dengan pestisida menyebabkan penggunaan pestisida lebih efisien karena tidak mudah tercuci oleh air hujan dengan intensitas tinggi.
Untuk penggunaan pupuk pada proses pemupukan, pemakaian bahan perekat perata dan cara penggunaan juga dosis, bisa dengan rekomendasi petugas teknis atau penyuluh pertanian setempat, pemakai / petani yang sudah berhasil dan juga Agen pertanian tempat Anda membeli produk pupuk tersebut.
Salam Sukses Budidaya !
Untuk Info dan Pemesanan Produk Pupuk Organik NASA hubungi :
Duta Agro Prima NASA / Agus Setiawan
HP / WA : 0822 2151 6031 (Telkomsel) / 0878 2574 0075 (XL)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar