Halaman

Rabu, 07 Maret 2018

PERSELISIHAN KEPENTINGAN EKOSISTEM TANAH DAN PRODUKSI

Kegagalan Panen, kadang dikarenakan oleh hama penyakit yang biasa menyerang tanaman budidaya. Dan dengan obat pestisida , herbisida atau fungisida yang di semprotkan oleh para petani justru malah terkadang salah dalam pengartian penyakit atau hama tanaman yang dihadapi. Dan kondisi tersebut jusfru malah memunculkan masalah lain yang justru di timbulkan oleh dampak penggunaan obat obatan tersebut.

1. Pupuk
Seorang petani memutuskan untuk meningkatkan hasil panen budidayanya dengan menambahkan sejumlah besar pupuk N, P dan K anorganik (pupuk kimia / pupuk makro) ke dalam lahan budidayanya.  Mungkin dia akan senang dengan hasil yang di dapatnya, tanamannya tumbuh lebih besar dan lebih cepat. Tetapi, dia tidak mempertimbangkan efek sampingan dari pemakaian pupuk yang banyak itu, dia juga menyebabkan pertumbuhan gulma yang lebih besar dan tumbuh cepat sehingga malah lebih memakan nutisi yang lebih banyak dari tanaman budidaya. Tanaman gulma akan mengundang serangga hama lebih banyak datang.

Lalu apa efek jangka panjangnya dari pemupukan ini ?
Efek nya sangat besar dan sangat merugikan baik bagi tanah, tanaman budidaya dan bagi ekosistem lingkungan sekitar lahan.
Karena dengan pemupukan anorganik yang banyak tersebut maka dapat terjadi penimbunan garam dalam tanah, tanah menjadi lebih keras, mengurangi produktivitas tanah, mengurangi nutrisi tanah, hilangnya unsur hara dalam tanah, bahkan sampai ada tingkat toksik tanah sangat tinggi dan tidak layak ditanami lagi, dll.

Dengan kondisi seperti itu, sudah tentu petani sendiri yang rugi. Dan diperlukan adanya keseimbangan tanah dan pemberian nutrisi untuk tanah lagi. Dengan cara penambahan pupuk mikro atau organik ke tanah lahan pertanian tadi.

"BAYANGKAN KENYATAAN INI & INI SUDAH DILAKUKAN SEJAK JAMAN NENEK MOYANG KITA PADA LAHAN TANI DAN LAHAN BUDIDAYA KITA, APAKAH YANG SUDAH TERJADI PADA TANAH LAHAN BUDIDAYA / PERTANIAN JIKA MASIH TERUS MENERUS DIPUPUK KIMIA / ANORGANIK  DAN ZAT KIMIA APA YANG SUDAH TERKANDUNG DI DALAMNYA ?!"

2. Fungisida
Seorang petani apel yang tanaman budidaya apelnya diserang oleh kudis apel (penyakit jamur) menyemprot tanaman itu dengan senyawa tembaga sulfat dosis tinggi yang terdapat dalam fungisida kimia tiap tahunnya. Mungkin petani tersebut dapat mencapai tujuannya yaitu membebaskan tanaman apelnya dari penyakit kudis apel tiap tahunnya.

Tapi sebenarnya dia menciptakan masalah baru, yaitu   malah menyebabkan populasi hama tertentu meningkat tajam.  Dan akan di berikan senyawa pestisida kimia yang keras dan justru dapat menyebabkan penyakit mata, sesak nafas dan gatal gatal kulit.

Senyawa tembaga sulfat akan tinggal di tanah dan sisa tak terurai tanah dan akan membunuh unsur hara juga jasad renik untuk menguraikan sampah dalam tanah.

Saatnya berganti ke fungisida organik dan pestisida organik demi kesehatan tanah lahan, tanaman budidaya, ekosistem lingkungan dan petani itu sendiri.

Mari, kita kembali ke alam dan peduli dengan kelangsungan ekosistem juga untuk kesehatan pribadi dan anak cucu kita kelak.

Semoga bermanfaat ....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar